DINAMIKA LITOSFER
Oleh :
Afiyah
(13300004)
Lailatul
Maghfirah (13300012)
Dosen Pengampuh
: Drs. R. Syaifuddin, M.Pd
KELAS
A
JURUSAN
ILMU HUKUM
FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2013-2014
Kata
Pengantar
Struktur
Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
Lapisan
kulit bumi sering disebut Litosfer. Litosfer berasal dari kata Litos = batu,
Sfeer = sphaira = bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang
mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km.
Tebal kulit bumi tidak
merata. Kulit bumi dibagian benua/ dataran lebih tebal daripada dibawah
samudra. Bumi tersusun atas beberapa lapisan;
a.
Barisfer yaitu lapisan
inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife
(niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b.
Lapisan antara yaitu lapisan
yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer
mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat
jenisnya 5 gr/cm3.
c.
Lithosfer yaitu lapisan
paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat
jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan
sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat
dan batu bertebaran rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
·
Kerak benua : merupakan
benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku
basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
·
Kerak samudra : merupakan
benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di
bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku
gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan
kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan
mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
1. Batuan pembentuk lithosfer
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku
b. Batuan sedimen
c. Batuan metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi
ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan
bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku
muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena
panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut
tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran
batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan
sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena
adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut
batuan malihan atau batuan metamorf.
Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian
berikut:
a.
Batuan Beku
Ada
dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya batu granit), dan
batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui ketepatan batuan
jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan menggunakan mikroskop
untuk melihat bentuk kristal batuanya
b. Batuan sedimen
Ada beberapa
macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen
organic. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya
breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu
pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan
sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.
c. Batuan
Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan malihan atau metamorf adalah
batuan yang berubah bentuk. Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer,
atau batuan kuarsa menjadi kuarsit.
2.
Pemanfaatan lithosfer
Lithosfer merupakan bagian bumi yang
langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiluki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi
manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer.
Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari
lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi,
nikel dan timah.
3. Bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan
diatropisme.
Mengapa bentuk permukaan bumi tidak
merata. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar bumi
dan dalam bumi itu sendiri. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang
sangat besar sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga
yang berasal dari dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar
bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen bersifat merusak bentuk bentuk
permukaan bumi yang dibangun atas tenaga endogen.
Tenaga endogen meliputi tektonisme,
vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen meliputi pengikisan dan
pengendapan. Tenaga eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan
erosi (pengikisan).
1. Gejala
vulkanisme.
Vulkanisme yaitu peristiwa yang
sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan
dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi.
Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran
lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya
vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit
bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan
intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut
ekstrusi magma. Sampai di sini apakah anda dapat memahami. kalau anda sudah
intrusi magma adalah
peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma
menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan
batuan tersebut.
b) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan
bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
c) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang
menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
d) Diatroma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung
berapi bentuknya seperti silinder memanjang .
Ekstrusi magma adalah peristiwa
penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini
terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi . Ekstrusi
magma dapat di bedakan Menjadi:
a) Erupsi
linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi,
berbentukKerucut gunung api.
b) Erupsi
sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan
bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
c) Erupsi
areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena
letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah
gunung berapi yang sangat luas.
Gunung
merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lerengdan puncak.
Pada umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah strato
(kerucut). Gunung berapi yang pernah meletus, umunya berpuncak datar. Oleh
karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma yang
keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas. Material yang digunakan
oleh gunung api tersebut, antara lain:
1) Eflata (material padat) berupa
lapili, kerikil, pasir dan debu.
2) Lava dan lahar, berupa material
cair.
3) Eksalasi (gas) berupa nitrogen
belerang dan gas asam.
Ciri cirri gunung api yang akan meletus, antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik.
2) Mata air mejadi kering
3) Sering mengeluarkan suara gemuruh,
kadang kadang disertai getaran (gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
5) Binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
Tanda tanda ini
menandakan intrusi magma yang terus mendesak kepermukaan, apabila desakan ini
cukup kuat, yang terjadi adalah letusan gunung berapi. Setelah terjadi letusan
Gunung itu mengalami istirahat, tetapi aktifitas gunung tersebut masih
berlangsung, sehingga suatu saat dapat mengeluarkan suatu tanda tanda aktif
kembali. material vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus
(post vulkanik), antara lain:
1) terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2.
2) Sumber air panas atau geiser.
Sumber gas ini
ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan. Bahkan dapat mematikan misalnya yang
terjadi pada Kawah Sinila (Dieng) disamping berbahaya, gejala post vulkanik
bermanfaat juga bagi kehidupan manusia. bahkan dapat juga dijadikan objek
wisata , Misalnya air panas dan kawah gunung berapi
Manfaat dan kerugian vulkanisme
Peristiwa
vulkanik selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan kerugian harta benda
maupun jiwa. Keuntungan yang kita peroleh setelah vulkanisme berlangsung antara
lain:
1) objek wisata berupa kawah (Kawah
gunung bromo ), sumber air panas yang memancar (Yellowstone di amerika serikat,
dan pelabuhan ratu di cisolok), sumber air mineral (Maribaya di jawa barat dan
Baturaden di jawa tengah)
2) Sumber energi panas bumi misalnya di
kamojang, Jawa Barat.
3) Tanah subur yang akan diperoleh
setelah beberapa tahun kemudian. Kerugian yang kita alami terutama adalah
berupa jiwa dan harta benda, karena:
1) gempa bumi yang dapat ditimbulkanya
dapat merusak bangunan.
2) Kebakaran hutan akibat aliran lava
pijar.
3) Tebaran abu yang sangat tebal dan
meluas dapat merusak kesehatan dan
mengotori sarana yang ada.
2. Bentuk muka bumi akibat diatropisme
Ditropisme adalah proses pembentukan
kembali kulit bumi pembentukan gunung-gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan
dan retakan retakan. Proses pembentukan lembah kulit bumi tersebut karena
adanya tenaga tektonik.
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang
menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal.
Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan
gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan
disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit
serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
a). Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan
berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi
berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi
pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal, daerah lembah (sinklinal)
yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan
tegak miring, rebah,menggantung, isoklin dan kelopak.
a. lipatan tegak d. lipatan menggantung
b. lipatan miring e. lipatan isoklin
c. lipatan rebah f. lipatan kelopak
Patahan yaitu
gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu
yang sangat cepat, sehingga
menyebabkan lapisan kulit bumi retak
atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst.
Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah
turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
b). Gerak
epirogenetic yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah
turun atau naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi
daerah yang luas gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro
genetic positif dan gerak epiro genetic negatif.
1.) Gerak epirogenetic positif adalah gerakan permukaan bumi turun
dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan
Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Benda.
2.) Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan bumi
seolaholah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun.
Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado. Supaya lebih jelas,
lihatlah gambar di bawah ini.
PERUBAHAN
BENTANG ALAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
A. Bentang Alam
Akibat Proses Pengikisan dan Proses Pengendapan
Tenaga eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak berupa air,
gletser maupun sinar matahari.
Pengrusakan bentuk muka bumi oleh
tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan. Dalam
modul ini akan dibahas satu persatu.
1. Pelapukan
Pelapukan
adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen.
Pelapukan di daerah daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah
tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan,
tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa meter saja.
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan
menjadi 3 jenis yaitu:
- pelapukan fiik atau mekanik
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
Penjelasan ketiga jenis tersebut
adalah:
a. Pelapukan
fisik dan mekanik.
Pada proses ini batuan akan mengalami
perubahan fisik baik bentuk maupun ukuranya. Batuan yang besar menjadi kecil
dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik
sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik
yaitu:
1. Adanya
perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di
daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur
pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau
panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.
Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan
menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini
terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya
air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka
pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam
ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
b. Pelapukan
organik
Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu
karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh
binatang.Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat
mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar
tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh
zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman
mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui
aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
c. Pelapukan
kimiawi
Pada pelapukan
ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan.
Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan
ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak
mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur
(CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.
Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini
karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan
terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk - bentuk alam yang
terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang
berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena
runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian
selatan, yaitu di pegunungan seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula
terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua
atau lubang-lubang,
karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit adalah kerucut kerucut
kapur
yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk
dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua.
Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa
Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
2. Bentangan alam akibat pengikisan.
Air yang
mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang di laluinya.
Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakin besar.
Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) Lahan juga
besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan gesekan
antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya
dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang
terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau
ngarai, aliran deras dan air terjun.
a. Lembah
Apabila kecepatan aliran air di
dasar sungai vepat maka akan terjadi pengikisan di dasar sungai capat maka akan
terjadi pengikisan di dasar sungai atau sering di sebut erosi vertical. Apabila
aliran aliran air yang cepat terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan
terjadinya pengikisan ke arah samping atau erosi ke samping. Hasil erosi
vertical, sungai semakin lama semakin dalam, sedang erosi ke samping
menyebabkan sungai samakin lebar. Erosi vertical membentuk huruf v. Contoh
lembah aria, Ngarai sianak serta Grand di Amerika Serikat.
b. Jurang
Perhatikan anda melihat adanya sungai
yang sangat dalam dan sempit. Bentang alam seperti itu termasuk jurang. Jurang
terbentuk jika pengikisan terjadi pada batuan yang resisten. Batuan
resistenyang ada di kanan kiri sungai tidak mudah terkikis oleh air, sedangkan
erosi veritikal terus berlangsung. Oleh karena itu erosi vertical
berlangsung lebih cepat dibandingkan erosi ke samping. Akibatnya, dinding
sungai sangat miring atau cenderung vertical dan dasar sungai dalam.bahan yang
resisten adalah batuan yang keras dan tidak mudah terkikis air.
c. Aliran deras
Kadang kala
kita temui sungai yang pada beberapa bagianya sangat deras, sedangkan bagian
yang lain tidak deras. Aliran
air sungai yang
deras terbentuk dari adanya jenis
batuan yang selang- seling antara batuan yang resisten dan batuan yang tidak
resisten pada dasar sungai. Saat
air melewati batuan yang resisten, air akan sulit melakukan pengikisan,
akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air melewati batuan yang
tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun pendek yang
aliranya deras. Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras.
d. Air terjun
Air terjun terbentuk pada sungai
yang jenis batuan di dasar sungai ada yang resisten yang tidak resisten.Proses
yang terjadi hampir sama dengan aliran deras. Hanya saja, pengikisan air
mengakibatkan perbedaan air yang cukup besar antara batuan resisten dan batuan
tidak resisten. Akibatnya, air jatuh dari ketinggian membentuk air terjun.
3. Pengikisan (erosi) oleh air laut
Erosi oleh air laut merupakan pengikisan
di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus - menerus
terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut,
antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut
platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff
terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang
meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk
notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara
terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut
playform.
Selanjutnya bagaimana tanjung dan
teluk dibentuk?
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk
adalah laut yang menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang
berselang seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang
tidak resisten akan dengan mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit
untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk
yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang
menjorok ke laut.
1. Erosi oleh es/gletser
Erosi oleh gletser merupakan
pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan.
Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim
semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya
lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi
gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang
berkelok kelok.
2. Erosi oleh angin
Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di
daerah yang beriklim kering. Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang
dilaluinya maka akan membentuk batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, Tanah
Loss di cina Utara (Gurun Gobi) yang memiliki tebal 600 m.
B. Bentang Alam Akibat Proses Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi adalah terbawanya
material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin atau gletser ke
suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan
pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses
sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Berikut ini akan
dijelaskan ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga
pengangkutnya.
1) Pengendapan oleh air
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir,
tanggul alam dan delta.
a) Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok
- kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya
sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan
tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang
dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu
belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang
wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat
dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi
sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat
akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan
terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan
membentuk meander.
Meander
biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan Pengendapan
terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus
menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran
sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara,
seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya,
terkadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan
tanah liat dan Lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama
, akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen
membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan
membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang
dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus
panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang
alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara
cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada
saat air surut, bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di
tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya
material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi
sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam
itu disebut tanggul alam.
2) Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen
marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam
hasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir, spit,
tombolo, dan penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan
di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan
komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan
kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang
ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan
tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke
laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat
akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu
Disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang.
Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier
beach).
Apabila di
sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung
dengan daratan, sehingga membentuk
tombolo.
3) Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis.
Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).
Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi
bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat.
Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
4) Pengendapan oleh gletser.
Ssedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen
glacial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang
semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan
oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan
juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula
berbentuk V menjadi berbentuk U.
C. Dampak Perubahan Lithosfer Terhadap Kehidupan
Perubahan lithosfer yang akan
dibahas di sini adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi
yang dinamakan juga sebagai degradasi. Degradasi di sini artinya penurunan
kwalitas maupun perusakan lahan. Penebangan hutan yang semena - mena penyebab
utama degradasi lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya
penebangan hutan secara baik merupakan bahaya Ekologis yang paling besar. Ada beberapa
faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:
- Erosi
- Pestisida
- bahan radio aktif
- pupuk kimia
- deterjen
- sampah organic (terutama dari derah
perkotaan )
- wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun
pertumbuhan) dan
penyebaran organisma yang menyebabkan
infeksi,
- limbah industri anorganik (berbentuk
gas, cair dan padat.
Dampak erosi yaitu:
Erosi mempunyai beberapa akibat buruk.
Penurunan kesuburan tanah. Kedua menurunnya produksi sehingga akan mengurangi
pendapatan petani.Erosi tanah dapat terjadi karena adanya curah hujan yang
tinggi, vegetasi penutup lahan yang kurang, Kemiringan lereng, dan tata guna
lahan yang kurang tepat. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan air juga
berkurang dan menyebabkan bahaya banjir. Pendangkalan saluran pengairan mengakibatkan naiknya ...,
mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi. Kerusakan sumber
daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber daya tanah dan air
merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena sebagai sumber
daya alam, tanah mempunyai peranan yang sangat penting Sebagai sumber unsur
bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah
tersimpan.
Masalah tanah dan air merupakan
salah satu masalah yang kini menonjol di Daerah Aliran Sungai DAS, yang diorientasikan
kepada segi- segi pemgawetan tanah dan air dengan titik berat kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dirasakan oleh segenap lapisan
masyarakat. Dampak degradasi lahan terhadap lingkungan Degradasi lahan dapat
terjadi di lingkungan kota maupun pedesaan.
a. Kerusakan Lingkungan Kota
Migrasi penduduk merupakan salah
satu mekanisme untuk menjaga agar kepadatan penduduk tidak melampaui daya
dukung lingkungan. Salah satu migrasi yang banyak terjadi aalah migrasi dari
desa ke kotayang disebut urbanisasi. Proses urbanisasi itu umumnya makin kuat
seiring dengan makin meningkatkan fasilitas suatu kota.
Kebiasaan yang membuang sampah di
mana dilakukan di kota. Di kota tidak ada daur ulang sampah padahal pelayanan
sanitasi di kata bertambah danbahkan menurun. Penurunan fungsi sanitasi dan
tidak tersedianya airminum yang bersih mengakibatkan terjadinya ledakan
penyakit kolera secara berkala. Bentuk kerusakan lingkungan kota yang lain
adalah terjadinya banjir, kenaikan jumlah Penduduk dan kesadaran lingkungan.
Hal ini mengakibatkan permukaan tanah yang kedap terhadap air bertambah.
Sehingga sedikit air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah. Di samping
kerusakan sosial budaya, orang desa yang bermigrasi ke kota banyak yang
mempunyai pendidikan yang rendah dan tidak terampil. Oleh sebab itu, mereka
kesukaran mendapatkan pekerjaan yang layak.
b. Kerusakan Lingkungan Desa
Usaha untuk menaikan daya dukung
lingkungan dengan menambah luas lahan yang digunakan untuk pertanian merupakan
reaksi terhadap kenaikan kepadatan penduduk. Reaksi tersebut merupakan kekuatan
yang disebut tekanan penduduk. Tekanan penduduk terhadap lahan semakin
diperbesar oleh bertambah sempitnya lahan pertanian karena digunakan untuk
kepentingan lain, misalnya permukiman, jalan, dan pabrik. Kerusakan hutan
membawa banyak akibat. Hutan mempunyai fungsi perlindungan terhadap
tanah.Tetesan air hujan dengan energinya memukul permukaan tanah mengakibatkan
mengelupasnya butir-butir tanah. Proses ini disebut dengan erosi percikan
(splash erosion).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar